Selasa, 07 Februari 2012

Kekerasan Dalam Pacaran, Putus Saja

Sebuah hubungan memiliki siklus yang bervariasi. Dalam kasus kekerasan misalnya, dimana setelah muncul kekerasan, kemudian minta maaf dan kembali rukun. Namun, ini akan terjadi berulang-ulang pada kesempatan lain.

Siklus ini dapat terjadi pada hubungan antara laki-laki dan perempuan, termasuk mereka yang masih pacaran. Kekerasan dalam pacaran sendiri sudah banyak dialami oleh kebanyakan orang. Bahkan Kasus Leni (21), mahasiswi Universitas Paramadina tengah dipidanakan oleh pacaranya sendiri, Anjas (27).

“Perilaku kekerasan terhadap pasangan sangat cenderung mengulangi perbuatannya. Jadi memang lebih baik pisah pada saat terjadi kekerasan pertama kali,” kata psikolog forensik dan juga pengajar Universitas Bina Nusantara (Binus) Jakarta, Reza Indra Giri Amriel, Jumat (17/6/2011).

Berbeda dengan kekerasan dalam rumah tangga, dimana istri akan berpikir dua kali untuk bercerai. Selain itu ia juga akan dihadapkan dengan single parents, pemenuhan kebutuhan anak, dan juga persepsi negatif bagi seorang janda.

“Tetapi dalam pacaran, seperti yang dialami Leni, apa yang harus di pertimbangkan? Putuskan saja. Toh masih pacaran,” ujar psikolog ini.

Kasus Leni terjadi ketika (22/11/10) ia bertemu dengan Anjas di Kemayoran. Waktu itu Anjas ingin putus pacaran dengan cara baik-baik, namun pada pukul 19.30 WIB, tiba-tiba ia memaksa Leni menciumnya dan meraba tubuh Leni.

Spontan Leni membela diri dan menyiramkan segelas air panas. Ironis, justru Leni yang saat ini menjadi terdakwa dengan hukuman 2,5 tahun penjara

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India