Sistem saraf merupakan salah satu sistem dalam tubuh yang dapat berfungsi sebagai media komunikasi antar sel maupun organ dan dapat berfungsi sebagai pengendali berbagai sistem organ lain serta dapat pula memproduksi hormon (Singgih, 2003).
Sistem saraf tersusun atas dua tipe sel, yaitu neuron dan glia. Neuron adalah sel saraf yang berperan dalam penerusuran informasi antar neuron dan ke otot serta kelenjar. Neuron memiliki beragam ukuran, serta fungsi (Kalat, 2010). Menurut perkiraan, jumlah neuron yang ada di dalam otak orang dewasa kurang lebih adalah 100 miliar (R.W. Williams dan Herrup dalam Kalat 2010). Glia secara umum ukurannya lebih kecil daripada neuron, memiliki fungsi yang beragam, tetapi glia tidak meneruskan informasi dengan jarak yang sangat jauh. Kerja neuron dan glia “entah bagaimana” dapat menimbulkan begitu banyak ragam perilaku dan pengalaman. (Kalat, 2010).
Pada manusia, sistem saraf mulai terbentuk ketika embrio masih berumur 2 minggu (Kalat 2010). Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Singgih, 2003). Seperti yang telah disampaikan oleh Singgih (2003) bahwa sistem saraf manusia itu secara umum dibagi menjadi dua, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Sistem saraf tepi dan pusat bekerja secara sadar. Sebelumnya masuk ke bagian penyusunan sistem saraf, akan dipaparkan mengenai istilah yang sering digunakan dan fungsiya.
Neuron Sistem saraf terbuat dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf, dan terdiri atas badan sel, serabut-serabut saraf, dan selubungnya. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Badan sel saraf (soma) mengandung inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membran yang tipis. Inti sel (nucleus) mengandung satu anak inti (nucleolus) dan sitoplasma yang disebut neuroplasma. Serabut sel saraf terdiri atas dua macam, yaitu dendrite dan akson (neurit). Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, umumnya bercabang-cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Dendrit berfungsi menerima impuls yang dating dari ujung akson sel saraf lain ke badan sel saraf, sedangkan akson merupakan serabut saraf yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke kelenjar dan serabut otot. Akson biasanya sangat panjang, bisa mencapai ratusan sentimeter. Sebaliknya, dendrit pendek. Menurut struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sel saraf sensoris, sel saraf penghubung dan sel saraf motoris. Struktur dan fungsi sel terangkum dalam tabel berikut (Jati, 2007: 180) Nama Struktur Fungsi Sel saraf sensoris Badan sel bergelombang membentuk ganglia Akson pendek sedangkan dendritnya panjang Dendrit berfungsi menerima rangsang dari reseptor, sedangkan aksomn mengirimkan rangsang ke sel saraf lain atau sistem saraf pusat Sel saraf penghubung Dendrit pendek dan aksonnya ada yang pendek dan ada yang panjang Menghubungkan sel saraf sensoris dan sel saraf motoris di sistem saraf pusat Sel saraf motoris Dendrit pendek dan aksonnya panjang Dendrit berfungsi menerima rangsang dari sel saraf lain sedangkan akson mengirim rangsang ke efektor berupa otot atau kelenjar Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.
Sistem saraf tersusun atas dua tipe sel, yaitu neuron dan glia. Neuron adalah sel saraf yang berperan dalam penerusuran informasi antar neuron dan ke otot serta kelenjar. Neuron memiliki beragam ukuran, serta fungsi (Kalat, 2010). Menurut perkiraan, jumlah neuron yang ada di dalam otak orang dewasa kurang lebih adalah 100 miliar (R.W. Williams dan Herrup dalam Kalat 2010). Glia secara umum ukurannya lebih kecil daripada neuron, memiliki fungsi yang beragam, tetapi glia tidak meneruskan informasi dengan jarak yang sangat jauh. Kerja neuron dan glia “entah bagaimana” dapat menimbulkan begitu banyak ragam perilaku dan pengalaman. (Kalat, 2010).
Pada manusia, sistem saraf mulai terbentuk ketika embrio masih berumur 2 minggu (Kalat 2010). Berdasarkan struktur dan fungsinya, sistem saraf secara garis besar dapat dibagi dalam sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi (Singgih, 2003). Seperti yang telah disampaikan oleh Singgih (2003) bahwa sistem saraf manusia itu secara umum dibagi menjadi dua, yakni sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan medulla spinalis yang mempunyai beragam pusat dengan fungsi yang berbeda-beda. Sistem saraf tepi dan pusat bekerja secara sadar. Sebelumnya masuk ke bagian penyusunan sistem saraf, akan dipaparkan mengenai istilah yang sering digunakan dan fungsiya.
Neuron Sistem saraf terbuat dari sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron ini merupakan kesatuan struktural dan fungsional sistem saraf, dan terdiri atas badan sel, serabut-serabut saraf, dan selubungnya. Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel. Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson. Badan sel saraf (soma) mengandung inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membran yang tipis. Inti sel (nucleus) mengandung satu anak inti (nucleolus) dan sitoplasma yang disebut neuroplasma. Serabut sel saraf terdiri atas dua macam, yaitu dendrite dan akson (neurit). Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, umumnya bercabang-cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran berbeda-beda. Dendrit berfungsi menerima impuls yang dating dari ujung akson sel saraf lain ke badan sel saraf, sedangkan akson merupakan serabut saraf yang panjang dan umumnya tidak bercabang. Akson berfungsi mengirimkan impuls dari badan sel ke kelenjar dan serabut otot. Akson biasanya sangat panjang, bisa mencapai ratusan sentimeter. Sebaliknya, dendrit pendek. Menurut struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sel saraf sensoris, sel saraf penghubung dan sel saraf motoris. Struktur dan fungsi sel terangkum dalam tabel berikut (Jati, 2007: 180) Nama Struktur Fungsi Sel saraf sensoris Badan sel bergelombang membentuk ganglia Akson pendek sedangkan dendritnya panjang Dendrit berfungsi menerima rangsang dari reseptor, sedangkan aksomn mengirimkan rangsang ke sel saraf lain atau sistem saraf pusat Sel saraf penghubung Dendrit pendek dan aksonnya ada yang pendek dan ada yang panjang Menghubungkan sel saraf sensoris dan sel saraf motoris di sistem saraf pusat Sel saraf motoris Dendrit pendek dan aksonnya panjang Dendrit berfungsi menerima rangsang dari sel saraf lain sedangkan akson mengirim rangsang ke efektor berupa otot atau kelenjar Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut mielin yang dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan sel glia utama pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung mielin. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus Ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.
0 komentar:
Posting Komentar